Efisiensi Biaya Produksi Sapi Perah

Untuk memperbesar keuntungan yang diperoleh, peternak sapi perah harus dapat menekan biaya yang dikeluarkan.
Salah satunya adalah dengan cara efisiensi pada berbagai bidang. Karena biaya pakan adalah pembiayaan paling besar dari keseluruhan  biaya produksi, tindakan efisiensi harus dimulai dari sektor ini.
Beberapa efisensi yang dapat dilakukan adalah :
1.Pemberian ransum yang sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.
2.Harus dapat memilih bahan pakan yang nilai gizinya sama tetapi dengan harga yang lebih murah, atau sebaliknya yaitu yang harganya sama tetapi memiliki nilai gizi yang lebih tinggi. Namun tetap harus memperhitungkan faktor palatabilitas dari bahan pakan tersebut,  yang nantinya akan mempengaruhi palatabilitas ransum secara keseluruhan. Palatabilitas adalah derajat kesukaan pada makanan tertentu yang terpilih dan dimakan. Pengertian palatabilitas berbeda dengan konsumsi. Palatabilitas melibatkan indera penciuman, perabaan dan perasa. Pada ternak peliharaan akan memperlihatkan perilaku mengendus (sniffing) makanan.Kebanyakan hewan memiliki preferensi menyukai makanan tertentu, terutama jika memiliki kesematan memilih.
3.Mengurangi jumlah sapi perah yang belum atau tidak produktif tanpa mengganggu  rencana peremajaan. Cara ini secara tidak langsung dapat mengurangi jumlah pemberian ransum, yang akhirnya mengurangi biaya pakan. Dari hasil penelitian, sekitar 20% dari jumlah sapi perah induk memang harus dikeluarkan setiap tahun karena rendahnya kemampuan produksi susu, menderita penyakit, ataupun cacat tubuh. Sapi perah induk tadi harus segera diganti dengan pedet betina, tetapi jumlah  maksimal sapi induk yang boleh diganti tidak lebih dari 30% dari jumlah induk setiap tahunnya. Sebenarnya, jumlah ideal pedet betina yang perlu dipelihara terus setiap tahun untuk peremajaan adalah 20% dari jumlah induk. Namun harus dipilih dari turunan induk yang produksi susunya tinggi.
4.Efisiensi lain yang dapat dilakukan adalah pada sektor tenaga kerja. Di Indonesia, satu orang tenaga kerja pria dewasa sanggup mengurus hingga enam ekor sapi perah. Jika menggunakan tenaga kerja keluarga, hendaknya tetap diperhitungkan sebagai tenaga kerja upahan, untuk tetap dapat menghitung biaya produksinya secara riil.


Sumber : yprawira.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar

AMIKOM

     

Bapak Suyanto

Total Tayangan Halaman

ALIYATUR ROFI’AH 10.12.4762

Jam

Kura-kura

Followers

Share
Diberdayakan oleh Blogger.