Jumat, 01 April 2011 |
0
komentar
Tujuan utama dari pemeliharaan sapi perah adalah susu. Untuk sampai kepada produksi susu sapi, diperlukan sejumlah biaya. Secara umum, biaya produksi dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1.Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli sesuatu yang dapat digunakan berulang kali. Contohnya adalah : pembelian tanah, biaya pembangunan kandang, peralatan dan alat transportasi. Biaya tetap diperhitungkan penyusutannya persatuan waktu (hari/bulan/tahun). Salah satu contoh perhitungan penyusutan adalah menggunakan metode garis lurus, yakni penyusutan dianggap sama besarnya utuk setiap waktu. Perhitungan penyusutan berdasarkan garis lurus, dituangkan dalam rumus :
P = (Hb-Hs) / Lp
Keterangan :
P = Nilai Penyusutan (Rp)
Hb = Nilai atau harga pembelian (Rp)
Hs = Nilai atau harga sisa (Rp)
Lp = Jangka waktu pemakaian (hari, bulan, atau tahun)
Hb = Nilai atau harga pembelian (Rp)
Hs = Nilai atau harga sisa (Rp)
Lp = Jangka waktu pemakaian (hari, bulan, atau tahun)
Contoh:
- Biaya pembangunan kandang untuk 3 ekor sapi induk = Rp 9.000.000,-
- Umur penggunaan kandang = 10 tahun
- Nilai kandang pada tahun ke 10, dianggap = Rp.0,- (karena sudah tidak dapat dipergunakan lagi)
- Maka besarnya penyusutan adalah ( Rp.9.000.000,- – Rp.0,- ) /10 = Rp. 900.000,- per tahun, atau Rp. 75.000,- per bulan.
2.Biaya tidak tetap (variable)
Yaitu biaya yang dikeluarkan berulang kali, contohnya adalah : pembelian pakan, biaya tenaga kerja, biaya perbaikan kandang, biaya vaksinasi, obat-obatan, pembayaran pajak usaha, dan sumbangan-sumbangan. Biaya tidak tetap yang paling besar adalah biaya pakan yang besarannya sekitar 2/3 dari total biaya. Kemudian biaya tenaga kerja, sekitar 1/5 dari total biaya, dan biaya lainnya sekitar 1/10 dari keseluruhan biaya tidak tetap. Pada umumnya, biaya tidak tetap selalu lebih besar dari biaya tetap.
0 komentar:
Posting Komentar